Integrasi Ujian Akhir Nasional dengan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri diperkirakan akan dilakukan pada tahun 2011. Hal itu bisa terlaksana bila hasil UAN 2010 kredibel. “Kalau hasil UAN sudah kredibel, tentu tidak ada alasan untuk menunggu hingga tahun 2012 seperti penggabungan UAN- SNMPTN yang direncanakan mantan Mendiknas Bambang Sudibyo pada 2008 lalu,” kata Ketua SNMPTN Haris Supratno dalam keterangan pers di Kantor Depdiknas Jakarta, Jumat (6/11).
Dia juga menjelaskan, tahapan mengenai penggabungan itu sudah dilakukan. Terlebih tujuannya adalah mensinergikan pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. “Jumat pekan lalu kami sudah mengadakan rapat dengan seluruh panitia SNMPTN di Kuta Bali. Namun demikian, para rektor itu belum mengambil sikap karena masih menunggu keputusan resmi Mendiknas,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, wacana penggabungan UAN-SNMPTN sebenarnya bukan hal baru. Sebab pada tahun 2008, para rektor sudah sepakat untuk mengintegrasikan hasil UAN dengan SNMPTN pada tahun 2012.“Dengan catatan, hasil UAN kredibel. Untuk mencapai 2012, maka pada 2009 para rektor sudah dilibatkan dalam penanganan UAN. Yaitu menangani pengawasan/proses pembuatan naskah hingga distribusi ke satuan pendidikan,” ungkapnya.
Selain itu, para rektor juga sudah dilibatkan dalam pemindaian serta pengawasan di setiap satuan pendidikan. Setelah perguruan tinggi terlibat, telah ditemukan hasil yang signnifikan.
Meski diakui ada beberapa SMA yang belum kredibel, dimana niat untuk meluluskan siswa dilakukan dengan cara-cara yang tidak baik. Sehingga, hasil UN tahun ini belum bisa jadi syarat masuk perguruan tinggi. “Tetapi kita sepakat akan ikut berperan dalam pelaksanaan UN. Dari proses penyusunan, pelaksanaan maupun evaluasi. Dengan melibatkan perguruan tinggi, hal itu merupakan hasil kerja bersama, dimana tidak ada alasan untuk menolaknya,” ucap Haris yang juga rektor Universitas Negeri Surabaya itu.
Selain itu, sejumlah tahapan sudah dilakukan, sehingga tidak langsung menghilangkan SNMPTN. Untuk itu, pihaknya juga mengaku sudah berbenah diri. Termasuk tidak menutup mata atas terjadinya kecurangan yang pernah terjadi.
Di tempat yang sama, Mendiknas M Nuh membantah akan meniadakan SNMPTN. Sebab, yang dilakukan oleh Depdiknas adalah mengintegrasikan jenjang pendidikan terendah hingga tertinggi.
“Jika capaian di SD bisa diakui oleh SMP, dan prestasi di SMP diakui oleh SMA, mengapa pendidikan di SMA tidak diakui oleh ‘kakaknya’ yang paling tua yaitu perguruan tinggi? Salah satu alasan yang sering kita dengar adalah nilai yang dihasilkan oleh ‘adiknya’ tidak dipercaya oleh perguruan tinggi,” paparnya.
Itulah sebabnya, perguruan tinggi akhirnya mengadakan seleksi/ujian sendiri. Mendiknas mengaku menghargai mengapa perguruan tinggi memiliki alasan seperti itu. Untuk itu, Depdiknas memikirkan cara agar pengukuran prestasi bisa kredibel.
“Jika hasil UN kredibel, maka tidak ada alasan bagi perguruan tinggi untuk menolak integrasi. Depdiknas sudah bertemu dengan sejumlah rektor dan mereka mengaku welcome dengan rencana penggabungan itu,” tandasnya.
Dikatakan, saat ini tahapan-tahapan integrasi itu sudah dilakukan. Sehingga, hal itu bisa menjadi kesatuan sistem.
0 komentar:
Posting Komentar